Selasa, 21 November 2017

Resign dari Zona Nyaman

Mengajukan surat pengunduran diri dari tempat kerja itu rasanya campur aduk ya. Apalagi saya ini orangnya galauan banget. Jadi dibawa alay & baper deh. Jalan ke kantor HRD aja deg deg an.

Tepat tanggal 31 Oktober kemarin saya mengajukan surat itu ke HRD Rumah Sakit. Saya adalah seorang perawat, tepatnya diruang ICU. Sudah 2 tahun lebih kerja sebagai perawat. Sebenarnya sudah lama saya ingin resign, tapi karena banyak pertimbangan, alhasil saya tunda terus.

Kenapa rasanya campur aduk?
Kenapa rasanya galau?
Padahal resign ini keinginan saya banget.
Karena saat saya mengajukan surat pengunduran diri itu berarti saya akan meninggalkan zona nyaman. Kok bisa zona nyaman?
Yup..! Yang awalnya saya bekerja sebagai perawat, melakukan aktifitas rutin seperti biasa, berangkat kerja, ketemu teman juga, kerjaan selesai bisa istirahat, dapat gaji per bulannya, anak dititipkan dirumah dengan orang tua, pulang kerja, dll. Apalagi suami pulang Sabtu Ahad, jadi nggak terlalu repot. Dan lain lain pokoknya.

Tapi minusnya apa?

Saya jadi nggak ahli masak deh. Karena keseringan dimasakkin ibu, sedangkan saya momong anak dan mengerjakan kegiatan lain misal mencuci, setrika. Saya jadi jarang masak, suami pulang aja, jarang dan bingung mau masakkin apa, alhasil sering jajan diluar, huhuhu duh sedihnya makk, sisi lain jadi nggak hemat, dan saya sebagai istri berasa gimana gitu. :( Enak sih dimasakkin tapi saya sempat berfikir, kalau misal ibu meninggal atau nggak ada, gimana saya bisa masak. Belajar masak? Sudah, tapi rasanya masih kurang kalau nggak sering dipraktekkan.

Terus susah me-manage keuangan sendiri. Karena listrik, belanjaan, dll langsung saya kasihkan ortu. Kurang atau lebih, ortu nggak pernah mempermasalahkan. Kalau lebih sih nggak apa apa. Kalau kurang ini kasihan ortu. Huhuhu..

Itu semua adalah zona nyaman yang akan saya tinggalkan. Apalagi suami minta kita tinggal sendiri alias tidak seatap dengan orangtua agar menjadi lebih mandiri dan dewasa.

Saat resign, saya akan mengatur semuanya sendiri sebagai istri. Mulai dari memasak, merawat anak, mengatur keuangan, dan mulai menjadi woman enterpreneur. Yang biasa kerjaan sudah selesai bisa istirahat banyak, kalau resign pasti masak cuci sendiri, belum selesai mandiiin anak, ngurusin, dan memperhatikan perkembangan dan pertumbuhannya. (Suami bantuin juga boleh nih, hehe). Istirahat aja kalau anak tidur (biasanya saya gitu). Jelas tidak ada zona nyaman disini. Tapi perjuangan untuk mencapai zona nyaman InsyaAllah tercapai.

Mungkin mak mak pembaca sudah lebih dulu melalui itu semua daripada saya.
Mak mak semuanya amazing dan super pokoknya.

Kenapa saya resign?
Jawabannya ada di postingan selanjutnya yaa..
Karena alasan resign saya mungkin bisa menginspirasi emak emak cantik semua.
:-)

0 komentar:

Posting Komentar